Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips Memotret Arsitektur dan Bangunan

Foto ini diambil disiang hari dengan mengenali kemampuan
kamera dan memaksimalkan feature yang tersedia
serta mengoptimalkan arah datangya cahaya
menjadikan bangunan yang merupakan angel sejuta umat
menjadi karya yang sedikit berbeda. Foto ini tanpa editing hanya Crop dan resizing
Struktur dan bangunan selalu menjadi sesuatu yang mengagumkan bagiku. Selain keindahan, bangunan selalu menarik dijadikan objek foto karena selalu ada yang baru dan menantang dari sudut pandang fotografi.
Bagiku, untuk memotret sebuah arsitektur selalu membutuhkan kreativitas lebih untuk mendapatkan sebuah hasil karya yang istimewa. baik itu dari segi pencahayaan, warna, komposisi maupun yang lainya. Berikut ini akan saya sampaikan beberapa tips yang patut di coba untuk menghasilkan foto Arsitektur yang agak berbeda.

Jangan lupa bawa tripod
Jangan pernah berpikir bahwa memotret arsitektur tidak membutuhkan tripod. saya pribadi lebih sering memotret bangunan walaupun outdor tengah hari menggunakan speed lambat untuk mendapatkan hasil seperti yang saya inginkan. Dan memotret arsitektur tidak mesti siang hari, karena memotret arsitektur disaat senja ketika blue hour juga akan menghasilkan karya yang menakjubkan. Dan memotret arsitektur malam hari akan memberi efek dramatis cahaya dari lampu malam bisa memberi kesan yang berbeda jika diambil dengan eksposure yang tepat. Dan jangan takut jika tidak membawa tripod bisa memanfaatkan sesuatu disekitar kita sebagai tatakan kamera.

Tidak Harus di Foto Secara Utuh
Jika anda ingin menyampaikan kepada orang lain tentang sebuah bangunan yang menyatakan bahwa anda sedang atau sudah pernah berkunjung kesana, tidak perlu memotret keseluruhan bangunan. Cukup memotret salah satu atau beberapa bagian dari bangunan tersebut yang mudah di kenali. Sehingga jika kita memotretnya maka penikmat foto akan segera tahu yang ingin kita sampaikan.

Selain itu mungkin dengan pengambilan detail akan menjadi memperkuat penyimbolan sehingga akan lebih menguatkan foto dan hal yang ingin disampaikan.


Interior
Untuk pemotretan interior disarankan untuk menggunakan lensa wide maupun ultra-wide. Sebenarnya lensa apapun dengan FL lebih lebar dari 24mm di Full frame atau 18 mm di APSC sudah bisa digunakan. Karena tidak semua DSLR menggunakan sensor 'Fulframe' sehingga crop faktor (faktor pengali cropping) harus dimasukkan dalam perhitungan. Tapi jangan kawatir, anda masih bisa membuat gambar wide dengan menggunakan tehnik panorama yaitu dengan menggabungkan beberapa foto untuk mendapatkan lebar frame yang kita inginkan.

Untuk memotret interior juga akan membutuhkan penggunakan tripod karena tidak disarankan menggunakan flash atau sumber cahaya tambahan karena akan menghilangkan kesan natural. Sehingga kita di paksa memaksimalkan kemampuan kamera. Karena memotret interior juga bertujuan mendapatkan detail dari objek maka seringnya kita menggunakan bukaan sempit. saya sendiri lebih suka menggunakan diagframa 16 keatas selain mendapatkan detail objek, dengan pemilihan lensa yang tepat akan mendapatkan efek lampu yang aduhai..

Karena menggunakan bukaan sempit, maka ada beberapa tehnik eksposure yang bisa di optimalkan yaitu dengan menaikkan ISO atau menggunakan long eksposure. Saya pribadi lebih memilih menggunakan long eksposure karena akan meminimalkan noise dan kita bisa berimajinasi disana.

Distorsi Persepektif

Karena keterbatasan alat atau mungkin karena sempitnya lokasi pemotretan saat memotret arsitektur maka sering kali kita dihadapkan pada pilihan untuk mendongakkan kamera untuk memasukkan keseluruhan bangunan dalam sebauh frame yang akan menyebabkan garis-garis pararel pada gedung tidak lagi sejajar karena efek perspektif dari lensa sehingga menimbulkan Distorsi pada banngunan yang kita foto. Tapi bagi saya pribadi saya sangat menyukai distorsi perspektif karena memberi kesan yang berbeda pada foto bangunan. Kalau bisa memanfaatkan efek dari Distorsi perspektif tersebut maka akan menjadi nilai lebih

kalau memang kita tidak menghendaki efek dari distorsi tersebut, sebenarnya hal tersebut bisa diatasi dengan menggunakan lensa "Tilt Shift" atau "Lensa Persepektif Correction'. Tapi lensa tersebut harganya dikisaran 15 jutaan sehingga akan sangat berat di ongkos.

Ada cara yang lebih murah untuk mengurangi efek distorsi tersebut yaitu dengan menggeser posisi kamera menjauh dari objek atau dengan melakukan pemotretan dengan angle setengah dari tinggi bangunan . Akan tetapi jika lokasi pemotretan tidak mendukung, kita masih bisa meminimalkan hal tersebut pada post processing di software pengolah foto.

Sudut Pengambilan

Pengambilan dari sudut yang berbeda akan memberikan kesan yang berbeda pula pada sebuah bangunan. Sehingga sudut pengambilan menjadi slah satu point penting pada pemotretan gedung atau arsitektur. Hal tersebut akan sangat memberi karakter foto pada bangunan dengan arsitektur modern yang memiliki rancangan yang unik. Sehingga sebisa mungkin sebelum melakukan pemotretan sebaiknya kita meluangkan waktu untu mengitari gedung guna melihat dan menentukan sudut pemotretan yang tepat.

Gunakan Fisheye

Jika kita melakukan pemotretan menggunakan lensa fish eye, kita dituntut untuk berimajinasi dan berpikir lebih. Karena selain dituntut mencari sudut pengambilan yang tepat, kita juga dituntut bermain dengan distorsi yang disebabkan oleh lensa ini. Jika kita bisa memanfaatkan efek yang dihasilkan oleh lensa ini maka efek tersebut akan memperkuat hasil foto yang akan kita dapatkan. Tapi kalau kita tidak bisa memanfaatkannya, maka itu akan menghancurkan foto dan kesan yang ingin kita sampaikan.

Isolasi Objek Serta Hilangkan Objek Yang Mengganggu

Jika kita ingin menampilkan objek yang berupa sebuah bangunan dengan kesan yang megah untuk menonjolkan arsitekturnya biasanya kita akan berupaya menghilangkan objek yang mengganggu seperti kabel dan lain-lain. Tapi terkadang kita juga ingin menghidupkan gambar tersebut dengan menampilkan pergerakan sehingga bisa menghidupkan nuansa monoton benda-benda mati dalam foto arsitektur. untuk itu kita bisa menambahkan objek pergerakan manusia seperti pergerakan orang di stasiun kereta atau kendaraan yang berjalan diatas jembatan untuk tujuan tersebut.

Penggunaan Speed lambat dan posisikan subjek di luar pusat perhatian agar tidak mendominasi foto. Akan tetapi jika kita tidak menginginkan objek-objek tersebut dalam frame foto arsitektur yang akan kita hasilkan, ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk meminimalisir objek-objek yang mengganggu tersebut diantaranya:

  • Optimalkan sudut pengambilan, walaupun tidak bisa menghilangkan semua objek pengganggu, tapi bisa mengurangi dan meminimalisirnya.
  • Gunakan software editing untuk menghilangkan objek-objek pengganggu tersebut.
  • Jika objek yang mengganggu tersebut benda yang bergerak atau manusia, kita bisa menggunakan tehnik long eksposure sehingga yang terekam dalam frame hanya objek yang kita inginkan.

Komposisi



Komposisi pada foto arsitektur akan sangat menentukan rasa foto. Dengan komposisi yang tepat maka foto kita akan mengajak penikmat foto masuk dalam pesan dari foto yang ingin kita sampaikan. Selain itu, komposisi yang tepat akan memberi dimensi dan kesan yang berbeda pada sebuah foto


Format Gambar

Pemilihan format pengambilan gambar seperti frame tersebut akan kita sampaikan dalam format landscape atau potrait akan akan memberi dampak yang besar pada hasil foto kita sehingga kita bisa menentukan format foto yang tepat agar memberi kesan dan memperkuat karakter foto. Misalnya tinggi sebuah bangunan akan lebih terlihat megah jika kita mengambilnya dalam format potrait. Sedangkan panjangnya jembatan akan terlihat begitu istimewa jika kita mengambilnya dalam format landscape.

Abstrak

Kadang kita dihadapkan  dengan elemen garis yang menonjol. garis lurus dan pararel memberi kesan kaku, sedangkan garis lengkung akan memberi kesan dinamis. Agar foto dapat lebih menonjol, kita harus berimajinasi agar elemen-elemen garis tersebut saling mendukung sehingga dapat saling mempertegas karakter yang lain. Sehingga terciptalah foto abstrak yang menarik.


Pencahayaan

Apapun struktur yang anda potret, dalam fotografi yang paling menentukan adalah pencahayaan. Kalau kita bisa membaca warna dan arah datangnya cahaya serta memanfaatkannya dengan maksimal, waktu apapun bisa menjadi waktu yang tepat untuk memotret. Bisa pagi hari dengan kabutnya, siang hari dengan dengan matahari sebagai propertinya maupun sore menjelang malam dengan langit biru dan lampu-lampunya.


Framing

Framing yang tepat akan memberi kesan yang berbeda pada foto
Manfaatkan Refleksi


Jangan Ragu Mengambil gambar di waktu yang berbeda, Pasti akan memberi kesan yang berbeda pula


Memotret Arsitektur Pada Malam hari Akan Memberi Kita Kebebasan Berimaginasi dan Berkreasi
































Post a Comment for "Tips Memotret Arsitektur dan Bangunan"